Rabu, 28 Desember 2011

BELALANG

Ada seekor belalang kecil yang telah terperangkap di dalam sebuah kotak untuk jangka waktu yang cukup lama. Setiap hari Belalang itu mencoba keluar dari kotak. Tanpa henti dia terus mencoba agar dapat bebas.
Karena usahanya yang begitu keras, akhirnya dia pun berhasil keluar dari kotak itu. Dia sangat gembira karena akhirnya dapat hidup bebas. Melihat indahnya alam seperti sedia kala.
Suatu ketika, si belalang kecil bertemu dengan seekor belalang lain yang bermain di padang rumput. Dia begitu takjub melihat lompatan belalang itu. Sangat tinggi.!! Si belalang kecil ini kemudian menghapiri belalang itu dan bertanya.
"Hei mengapa lompatanmu begitu tinggi? Maukah kau mengajariku?"
Belalang itu kemudian menjawab, "Semua belalang di sini memiliki tinggi lompatan yang sama denganku, lompatanmu saja yang terlalu rendah"

Analogi di atas mengingatkan kepada kita bahwa semua manusia memiliki peluang dan kapasitas yang sama. Tergantung bagaimana mengolahnya. Belalang kecil, tak mampu melompat tinggi karena selama ini terkurung dalam sebuah kotak, sehingga lompatannya hanya setinggi kotak itu.
Kadang kita tak menyadari bahwa kita memiliki peluang besar untuk melakukan sesuatu, bahkan kita merasa mampu untuk melakukan hal besar seperti yang tokoh dunia lakukan. Namun terkadang niat itu urung karena teman, orang tua, lingkungan yang tak mendukung.

Manusia kadang tak sadar, bahwa yang menjadi kendala atau hambatan perkembangannya adalah orang sekitarnya sendiri. Mereka terkadang membatasi ruang gerak kita. Mengatakan kita tak mampu melakukannya tanpa kita pernah mencoba sebelumnya.

Jadi, runtuhkan segala sesuatu yang membatasi ruang gerakmu. Runtuhkan tembok yang selama ini menghalangi perjalananmu. Tapi ingatlah, jangan pernah memusuhi mereka yang membatasimu. Sebab mereka kadang tak sadar dengan apa yang mereka lakukan. Cukup buktikan kepada mereka kalau Anda mampu untuk melakukannya...

and then.. just do itu!!!!
^_^

Contoh Penggunaan FOR-TO-DO


#include<iostream.h>
#include<conio.h>
#include<iomanip.h>

int bil,n,a, max, min, i, j, c;
int x[100];

void main()
{

clrscr();
cout<<"PENGINPUTAN BILANGAN"<<endl;
cout<<"--------------------"<<endl;
cout<<endl;

cout<<"Masukkan jumlah data[max 100 data] :"; cin>>n;

for (bil=0; bil<n;bil++)
    {
     cout<<"Nilai ke-"<<(bil+1)<<"=";
     cin>>x[bil];
    }


for (i=0; i<bil;i++)
    {
        for (j=i+1;j<bil;j++)
        {
            if (x[i] > x[j])
            {
            c= x[i];
            x[i] = x[j];
            x[j] = c;
            }
        }
    }
cout<<"Urutan bilangan ascending"<<endl;
for (i=0;i<bil;i++)
{
    cout<<setw(5)<<x[i];
}
    cout<<endl;
    max=0;
    min=100;

 for (a=0;a<n;a++)
    {
    if (max < x[a] )
    max = x[a];
    if (min > x[a] )
    min = x[a];
    }
cout<<"Nilai tertinggi :"<<max<<endl;;
cout<<"Nilai terendah :"<<min;
return;
}



Contoh Penggunaan IF-ELSE


#include <iostream.h>
#include<conio.h>
void main()
{
    int pil;
    float bil1, bil2, hasil;
    const phi = 3.14;


    cout<<"LUAS BANGUN DATAR"<<endl;
    cout<<"---------------------------"<<endl;
    cout<<endl;
    cout<<"Pilihlah bangun datar berikut ini"<<endl;
    cout<<"1.Luas persegi panjang"<<endl;
    cout<<"2.Luas persegi"<<endl;
    cout<<"3.Luas Segitiga"<<endl;
    cout<<"4.Luas Lingkaran"<<endl;
    cout<<endl;
    cout<<"Masukkan pilihan Anda :"; cin>>pil;
    if(pil == 1)
        {
        cout<<"Rumus luas persegi panjang = p*l"<<endl;
        cout<<"masukkan nilai panjang :"; cin>>bil1;
        cout<<"masukkan nilai lebar :"; cin>>bil2;
        hasil = bil1 * bil2;
        cout<<"luas persegi panjang ="<<hasil;
        }
  else if(pil==2)
        {
        cout<<"Rumus luas persegi = s*s"<<endl;
        cout<<"masukkan nilai sisi :"; cin>>bil1;
        hasil = bil1 * bil1;
        cout<<"luas persegi ="<<hasil;
        }
    else if (pil==3)
        {
        cout<<"Rumus luas segitiga =  1/2 * a * t"<<endl;
        cout<<"masukkan nilai alas :"; cin>>bil1;
        cout<<"masukkan nilai tinggi :"; cin>>bil2;
        hasil = 0.5 * bil1 * bil2;
        cout<<"luas segitiga="<<hasil;
        }
 else if (pil == 4 )
        {
        cout<<"Rumus luas lingkaran = phi * r * r"<<endl;
        cout<<"masukkan nilai jari-jari :"; cin>>bil1;
        hasil = phi * bil1 * bil2 ;
        cout<<"luas lingkaran ="<<hasil;
        }
      else
 cout<<"Bangun datar yang anda minta tidak terdaftar";

 return;
}

Contoh 2 Penggunaan Switch-Case


#include<iostream.h>

void main()
{
int no,jml ;
long int jb, hrg;
char *jf;

cout<<"PROGRAM Panakukang THEATRE"<<endl;
cout<<"--------------------"<<endl;
cout<<"Input Nomor Studio [1,2,3] : "; cin>>no;
cout<<"Input Jumlah Karcis yang dibeli :" ; cin>>jml;

switch (no)
    {
     case 1 : {
                    jf = "Titanic";
                    hrg = 50000;
                    jb = jml * hrg;
                 } break;
      case 2 : {
                    jf = "The Mummy";
                    hrg = 40000;
                    jb = jml * hrg;
                    } break;
      case 3 : {
                    jf = "Terminator 2";
                    hrg = 60000;
                    jb = jml * hrg;
                  } break;
      default : cout<<"nomo studio yang Anda maksud tidak ada"<<endl;
     }

cout<<"Judul film :"<<jf<<endl;
cout<<"Jumlah pembayaran :"<<jb;
return;
}

Contoh Penggunaan Switch-Case


#include<iostream.h>

void main()
{
int no,jml ;
long int jb, hrg;
char *jf;

cout<<"PROGRAM Panakukang THEATRE"<<endl;
cout<<"--------------------"<<endl;
cout<<"Input Nomor Studio [1,2,3] : "; cin>>no;
cout<<"Input Jumlah Karcis yang dibeli :" ; cin>>jml;

switch (no)
    {
     case 1 : {
                    jf = "Titanic";
                    hrg = 50000;
                    jb = jml * hrg;
                 } break;
      case 2 : {
                    jf = "The Mummy";
                    hrg = 40000;
                    jb = jml * hrg;
                    } break;
      case 3 : {
                    jf = "Terminator 2";
                    hrg = 60000;
                    jb = jml * hrg;
                  } break;
      default : cout<<"nomo studio yang Anda maksud tidak ada"<<endl;
     }

cout<<"Judul film :"<<jf<<endl;
cout<<"Jumlah pembayaran :"<<jb;
return;
}

Senin, 05 Desember 2011

"Pantas tak Mesti Baik"


Aku belum sepenuhnya tahu apakah semua ini menjadi takdir bagiku atau bukan. Walaupun Aku selalu yakin bahwa Sang Penguasa Langit akan selalu memberikan petualangan yang berharga pada umatnya. Jika dipikirkan secara rasional tak ada satupun yang pantas memduduki posisi itu. Aku pun tidak.!! Tapi bukan waktunya lagi untuk Aku mengeluh akan hal itu sebab waktu tak kan menungguku dan aku harus memutuskan segera.
Selama ini, yang ada hanya promosi besar. Apa yang mesti kalian promosikan tentang sebuah pribadi yang kalian sendiri tak tahu persis keadaannya?? Jangan pernah mengatakan kalian telah mempersiapkan diriku. Jujur kuakui, perkataan kalian membuat beban besar di kepalaku. Tak semudah itu menjadi pribadi yang lain dan perlu kalian ketahui bahwa aku tak pernah merasa kalian persiapkan untuk ini.Sebab sebuah kalimat menyadarkanku bahwa "yang dianggap pantas itu, belum tentu karena disukai"
. Sebuah keinginan besar dari seorang kakak yang membuatku akhirnya melalui ini tanpa pertentangan lagi. Aku sangat sadar bahwa yang aku lakukan kali ini bukan semata-mata karena keinginan sendiri. Namun, jika memang ini bagian dari jalan yang harus aku lalui sebelum sepenuhnya sampai pada tujuan. Aku yakin bahwa nantinya keinginan itu akan jadi milikku sepenuhnya. Dia hanya mengatakan padaku bahwa “rasa kepemilikan terhadap sesuatulah yang membuat kita siap memberi walau tak sedikitpun pernah diberi”.
Hubungan kausalitas yang selama ini kudengar secara konseptual, akan terbukti dengan sendirinya saat titik klimaks itu benar-benar terjadi. Saat semua harus kulalui, kuharap penciptaku memberikanku sebuah ilham dan pengetahuan besar. Sehingga kreatifitas beserta denganku. Sebab bagiku ini bukan perkara biasa. Ini adalah perkara besar yang akan berakibat pada diri yang lain.
Mereka berkata, “Jangan terlalu memikirkan yang akan datang, tapi pikirkanlah apa yang bisa kau lakukan hari ini sebab esok adalah misteri”. Ya... Aku menyetujui kalimat itu untuk beberapa hal. Tidak untuk semua hal. Sebab akalku tak dapat menerima sesuatu yang tiba-tiba. Apalagi jika itu merupakan perkara besar buatku. Aku harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Bukan... bukan untuk terlihat sempurna. Tapi berusaha untuk memaksimalkan diri.

Sebab kendala terbesarku adalah kapasitasku & lawan terberatku adalah diriku sendiri

Rabu, 16 November 2011

SEBAB TETESAN AIR HUJAN



“Sebab kau aku bahagia, karena kau aku kembali tersenyum. Dan sebabmu juga aku melepasmu. Menjadi kisah terpenting bagiku, walaupun tak sebaliknya padamu.”

Tania berbaring di ranjangnya menghadap ke langit-langit kamarnya yang tak putih lagi. Warnanya pudar seiring waktu. Desahan napasnya menandakan betapa dia sedang memikirkan sesuatu. Hari ini dan untuk hari-hari selanjutnya Tania bahagia. Bahkan lebih bahagia dari hari-hari yang telah dilewatinya. Kebahagian itu hadir bersama kerisauannya yang selalu memikirkan sampai kapan  semua ini terjadi.
Dalam benaknya, Tania selalu memikirkan cara terbaik melepas kebahagiannya.  Hati kecilnya berkata bahwa kebahagaian itu takkan abadi selama  kehidupanpun belum abadi. Kebahagaian dan kekecewaan akan datang bergantian karena keduanya tak terpisahkan. Semua hal memiliki sebab dan selalu ada hal yang menjadi akibat dari sebab-sebab tersebut.
Siapa yang akan menyangka bahwa tetesan air hujan pada genangan air membawa akibat pada tetesan air hujan lainnya.? Dirimu sekarang akan menjadi sebab dari kehidupan lainnya dan menjadi akibat dari kehidupan sebelumnya? Dan itulah fakta yang terjadi pada Tania tanpa pernah disadari bagi sebagian makhluk.
Tania tak memikirkan dirinya sebagai akibat dari kehidupan yang lain. Saat ini di benaknya hanya ada sebuah pertanyaan. Siapakah sebab dirinya ada? Siapa yang akan menjadi akibat dari kehidupannya? Dan Tania benar-benar berharap siapa itu adalah letak kebahagiaannya sekarang. Tania berharap dia. Yah dia yang membuat Tania benar-benar bahagia saat ini.
Semua yang Tania mampu lakukan, akan dia lakukan demi kebahagiannya. Saat ini terlihat begitu egois. Tapi dibalik itu selalu ada penerimaan yang tulus terhadap kehidupan dan takdirnya. Tania tak berpikir untuk selamanya bersama kebahagaiannya. Suatu saat dia harus melepasnya, benar-benar ikhlas untuk melepasnya. Karena ada kebahagian lain yang Tania rebut selama kebahagian itu bersamanya. Adalah kesalahan besar jika tak mengembalikan kebahagian itu pada pemiliknya.

“Aku bahagia bersamamu, sungguh-sungguh bahagia. Kau adalah pemenang untuk semua kebahagianku. Jadi, biarkan aku menyayangimu. Biarkan aku untuk selalu mengungkapkannya. Sungguh tak berniat memilikimu, maka biarkan aku bersandar lebih lama padamu. Walau aku tak sepenuhnya tahu apakah kau benar-benar menyayangiku?”

Jumat, 11 November 2011

FULL MOON

Purnama tepat sempurna di malam ini. Tepat di tanggal 11 bulan 11 tahun 2011 di saat setiap orang ingin mengabadikan hari in, ternyata Sang Penguasa langitpun tak ingin kalah untuk mengabadikan moment ini dengan menggantungkan hasil karya indahnya di tengah-tengah kelamnya langit malam. Membuat setiap mata tersihir oleh keindahannya dan tak bosan untuk memandanginya. Bahkan membuat para makhluk yang katanya indah cemburu dengan keindahan rembulan kali ini.

Rembulan benar-benar menunjukkan kontras warnanya yang begitu mencolok namun membuat setiap hati tenang melihatnya. Benar-benar merupakan mahakarya Sang Desainer Abadi. Tapi dia hanya terdiam memandang kagum rembulan malam ini. Beralaskan genteng dan beratapkan langit membuat mata bulatnya sempurna menuju ke arah cahaya orange itu. Bena-benar tak dapat disangkal oleh hatinya, betapa tenangnya dia saat memandang keindahan sang purnama.

Tapi, ketika pandangannya beralih betapa kesepiannya dia malam ini sebab wajah itu tak nampak di hadapannya hari ini. Wajah yang selalu dapat membuatnya tersenyum bahagia. Sekarang, dia hanya dapat menggambar kerutan itu di wajah sang rembulan. Beruntung Sang Penguasa Langit mau berbaik hati menghadirkan rembulan untuknya, sejenak dapat melupakan kesepiannya.


Tidak biasanya rembulan benar-benar sempurna di tanggal 11. Tapi kali ini sepertinya Sang Penguasa Langit ingin berbagi keindahan dengan  manusia. Maka untuk alasan itu tak seharusnya dia bermuka masam. Maka diapun tersenyum setelah berhasil menggambar wajah itu di wajah rembulan. Hal ini benar-benar sederhana bagi akalnya.

Dia merasa perlu melakukan perluasan terhadap akalnya untuk sedikit menutupi kekerasan hatinya. Dia berharap kali ini hatinya mau menerima sedikit saran dari akalnya. Ini sederhana, maka dia tak merasa perlu untuk membuatnya menjadi rumit. Semua akan berakhir. Dan biarkan waktu yang akan menjawab kapan hal ini harus berakhir. Berharap agar kisah ini dapat berakhir bahagia padanya

Sejenak pahamilah, hingga akhirnya kau akan mengerti betapa Penguasa Langit telah mempersiapakan skenario yang besar untukmu..!!!

^_^ (keep smiling, because he said you have a beautiful smile)

Twitter Plurk Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host