Rabu, 16 November 2011

SEBAB TETESAN AIR HUJAN



“Sebab kau aku bahagia, karena kau aku kembali tersenyum. Dan sebabmu juga aku melepasmu. Menjadi kisah terpenting bagiku, walaupun tak sebaliknya padamu.”

Tania berbaring di ranjangnya menghadap ke langit-langit kamarnya yang tak putih lagi. Warnanya pudar seiring waktu. Desahan napasnya menandakan betapa dia sedang memikirkan sesuatu. Hari ini dan untuk hari-hari selanjutnya Tania bahagia. Bahkan lebih bahagia dari hari-hari yang telah dilewatinya. Kebahagian itu hadir bersama kerisauannya yang selalu memikirkan sampai kapan  semua ini terjadi.
Dalam benaknya, Tania selalu memikirkan cara terbaik melepas kebahagiannya.  Hati kecilnya berkata bahwa kebahagaian itu takkan abadi selama  kehidupanpun belum abadi. Kebahagaian dan kekecewaan akan datang bergantian karena keduanya tak terpisahkan. Semua hal memiliki sebab dan selalu ada hal yang menjadi akibat dari sebab-sebab tersebut.
Siapa yang akan menyangka bahwa tetesan air hujan pada genangan air membawa akibat pada tetesan air hujan lainnya.? Dirimu sekarang akan menjadi sebab dari kehidupan lainnya dan menjadi akibat dari kehidupan sebelumnya? Dan itulah fakta yang terjadi pada Tania tanpa pernah disadari bagi sebagian makhluk.
Tania tak memikirkan dirinya sebagai akibat dari kehidupan yang lain. Saat ini di benaknya hanya ada sebuah pertanyaan. Siapakah sebab dirinya ada? Siapa yang akan menjadi akibat dari kehidupannya? Dan Tania benar-benar berharap siapa itu adalah letak kebahagiaannya sekarang. Tania berharap dia. Yah dia yang membuat Tania benar-benar bahagia saat ini.
Semua yang Tania mampu lakukan, akan dia lakukan demi kebahagiannya. Saat ini terlihat begitu egois. Tapi dibalik itu selalu ada penerimaan yang tulus terhadap kehidupan dan takdirnya. Tania tak berpikir untuk selamanya bersama kebahagaiannya. Suatu saat dia harus melepasnya, benar-benar ikhlas untuk melepasnya. Karena ada kebahagian lain yang Tania rebut selama kebahagian itu bersamanya. Adalah kesalahan besar jika tak mengembalikan kebahagian itu pada pemiliknya.

“Aku bahagia bersamamu, sungguh-sungguh bahagia. Kau adalah pemenang untuk semua kebahagianku. Jadi, biarkan aku menyayangimu. Biarkan aku untuk selalu mengungkapkannya. Sungguh tak berniat memilikimu, maka biarkan aku bersandar lebih lama padamu. Walau aku tak sepenuhnya tahu apakah kau benar-benar menyayangiku?”

Jumat, 11 November 2011

FULL MOON

Purnama tepat sempurna di malam ini. Tepat di tanggal 11 bulan 11 tahun 2011 di saat setiap orang ingin mengabadikan hari in, ternyata Sang Penguasa langitpun tak ingin kalah untuk mengabadikan moment ini dengan menggantungkan hasil karya indahnya di tengah-tengah kelamnya langit malam. Membuat setiap mata tersihir oleh keindahannya dan tak bosan untuk memandanginya. Bahkan membuat para makhluk yang katanya indah cemburu dengan keindahan rembulan kali ini.

Rembulan benar-benar menunjukkan kontras warnanya yang begitu mencolok namun membuat setiap hati tenang melihatnya. Benar-benar merupakan mahakarya Sang Desainer Abadi. Tapi dia hanya terdiam memandang kagum rembulan malam ini. Beralaskan genteng dan beratapkan langit membuat mata bulatnya sempurna menuju ke arah cahaya orange itu. Bena-benar tak dapat disangkal oleh hatinya, betapa tenangnya dia saat memandang keindahan sang purnama.

Tapi, ketika pandangannya beralih betapa kesepiannya dia malam ini sebab wajah itu tak nampak di hadapannya hari ini. Wajah yang selalu dapat membuatnya tersenyum bahagia. Sekarang, dia hanya dapat menggambar kerutan itu di wajah sang rembulan. Beruntung Sang Penguasa Langit mau berbaik hati menghadirkan rembulan untuknya, sejenak dapat melupakan kesepiannya.


Tidak biasanya rembulan benar-benar sempurna di tanggal 11. Tapi kali ini sepertinya Sang Penguasa Langit ingin berbagi keindahan dengan  manusia. Maka untuk alasan itu tak seharusnya dia bermuka masam. Maka diapun tersenyum setelah berhasil menggambar wajah itu di wajah rembulan. Hal ini benar-benar sederhana bagi akalnya.

Dia merasa perlu melakukan perluasan terhadap akalnya untuk sedikit menutupi kekerasan hatinya. Dia berharap kali ini hatinya mau menerima sedikit saran dari akalnya. Ini sederhana, maka dia tak merasa perlu untuk membuatnya menjadi rumit. Semua akan berakhir. Dan biarkan waktu yang akan menjawab kapan hal ini harus berakhir. Berharap agar kisah ini dapat berakhir bahagia padanya

Sejenak pahamilah, hingga akhirnya kau akan mengerti betapa Penguasa Langit telah mempersiapakan skenario yang besar untukmu..!!!

^_^ (keep smiling, because he said you have a beautiful smile)

Twitter Plurk Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host